get app
inews
Aa Text
Read Next : Tahun 2025, Proyek Surabaya Regional Railway Line Senilai Rp3,6 Triliun Siap Dilelang

25.000 Pari Manta Terdeteksi Melintas di Pulau Wayag Raja Ampat

Sabtu, 27 November 2021 | 00:48 WIB
header img
Tim peneliti mengambil receiver akustik di Kepulauan Wayag, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (26/11/2021). (Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki)

PAPUA BARAT, iNews.id -  Sebanyak 25 ribu Pari Manta terdeteksi melintas di kawasan Kepulauan Wayag, pulau yang terletak di bagian utara Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Hal itu diketahui setelah tim peneliti dari Yayasan Reef Check Indonesia bersama BLUD UPTD Raja Ampat dan BKKPN Kupang Satker Raja Ampat, mengunduh data receiver akustik yang sudah dipasang sejak Mei 2021 di kedalaman 14 meter bawah tebing gugusan Pulau Wayag.

Manajer Proyek COREMAP CTI Paket 3, Riyan Heri Pamungkas, mengatakan data tersebut berupa rekaman dari tagging akustik yang sudah dipasang sebelumnya. 

"Setiap tag akustik punya ID. Jadi ketika Pari Manta melewati area yang ada resiver, dalam radius sekitar 150 meter akan terekam," katanya usai survei populasi Pari Manta dan maintenance receiver di Wayag, Jumat (26/11).

Riyan menegaskan, meskipun hasil unduhan data tercatat ada sekitar 25.000 Pari Manta terdeteksi receiver akustik, namun bukan berarti ada 25 ribu Pari Manta. Bisa jadi yang terekam hanya beberapa Pari Manta yang berkali-kali melintas. 

Untuk memastikan jumlah sebenarnya, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut oleh konsultan pengelola data base.

"Dari 25 ribu itu ada berapa tag, ada berapa manta yang lewat. Dari satu manta bisa jadi ratusan kali muter-muter disitu saja, sehingga dalam sehari bisa berkali-kali terekam," tegasnya.

Kegiatan survei populasi pari manta dan maintenance receiver, pengambilan receiver akustik dan pengunduhan data dari receiver akustik yang dilakukan di Wayag tersebut merupakan rangkaian dari sensus populasi Pari Manta.

Riyan menambahkan, selain untuk mengetahui habitat penting bagi Pari Manta, survei populasi juga sebagai catatan pengelolaan kawasan, serta pengembangan Wisata Spesies Berbasis Masyarakat (WSBM), yang merupakan implementasi dari proyek Coral Reef Rehabilitation and Management Program – Coral Triangle Initiative (COREMAP – CTI) World Bank.

"Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kawasan sendiri, dimana keberadaan Pari Manta sebagai spesies dilindungi tetap lestari dan terjaga," pungkas Riyan.

Untuk diketahui, proyek pencontohan di TNP Laut Sawu dan Raja Ampat berjudul “Integrasi Kebijakan Berbasis Sains dalam Mendukung Konservasi dan Pemanfaatan secara Berkelanjutan Spesies yang Terancam Punah", ini telah berjalan sejak bulan Mei tahun 2021.

Dalam pelaksanaanya, Yayasan Reef Check Indonesia melalui Indonesia Climate Change Trust Fund - Kementerian PPN/Bappenas, bekerjasama dengan Otoritas Pengelola Kawasan Konservasi di Raja Ampat, yaitu BLUD UPT KKP & BKKPN Kupang.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut