PAPUA BARAT, iNews.id - Pari Manta tampak anggun dan sangat cantik menyapa penyelam di Manta Ridge, Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Selat Dampier, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (25/11/2021). Biota laut yang dilindungi ini menjadi salah satu idola wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat.
Kepulauan Raja Ampat, selain menawarkan keindahan atas dan di bawah permukaan air, juga merupakan rumah bagi sekian ribu spesies hewan laut yang tersebar luas di wilayah perairannya. Salah satunya yakni Pari Manta. Bahkan di Raja Ampat sendiri, saat ini menjadi tempat agregasi terbesar kedua Pari Manta di dunia setelah Maldives.
Diketahui, Pari Manta memiliki laju pertumbuhan yang sangat lambat, memiliki rentang hidup yang panjang, hasil reproduktif yang rendah dan waktu produktif yang panjang diperkirakan sekitar 25 tahun dan mencapai kedewasaan yang lambat sekitar 6 – 15 tahun atau lebih.
Usia hidupnya diperkirakan sampai 40 tahun dan tingkat kematian alamainya rendah. Seekor Pari Manta betina hanya dapat melahirkan 5 – 15 anakan semasa hidupnya. Sehingga populasi Pari Manta sangat rentan mengalami kepunahan dan sulit untuk dipulihkan apabila tetap dieksploitasi.
Disisi lain, populasi Pari Manta di Indonesia terancam oleh aktivitas penangkapan, baik secara sengaja (spesies target) maupun yang tertangkap secara tidak sengaja (by catch) lewat jaring insang. Selain itu, kegiatan pariwisata yang belum dikelola dengan baik dan tidak bertanggungjawab seperti penggunaan jangkar dapat pula menyebabkan kerentanan populasi pari manta.
Keberadaan biota laut yang dilindungi karena terancam punah yang mewarnai perairan Raja Ampat ini menjadi perhatian khusus.
Manajer Proyek COREMAP CTI Paket 3, Riyan Heri Pamungkas, mengatakan bahwa saat ini terus dilakukan sensus populasi Pari Manta. Sensus tersebut merupakan pelaksanaan dari proyek Coral Reef Rehabilitation and Management Program – Coral Triangle Initiative (COREMAP – CTI).
Program proyek pencontohan di TNP Laut Sawu dan Raja Ampat berjudul “Integrasi Kebijakan Berbasis Sains dalam Mendukung Konservasi dan Pemanfaatan secara Berkelanjutan Spesies yang Terancam Punah", ini didukung oleh dana hibah Global Environment Facility (GEF) melalui World Bank, kerjasama Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dengan Yayasan Reef Check Indonesia.
Kegiatan ini telah berjalan sejak bulan Mei tahun 2021. Dalam pelaksanaanya, Yayasan Reef Check Indonesia kerja bersama dengan Otoritas Pengelola Kawasan Konservasi di Raja Ampat, yaitu BLUD UPT KKP & BKKPN Kupang
Terpelihara dan terjaganya spesies dilindungi (Pari Manta) diharapkan dapat memberi dampak langsung pada masyarakat, terutama dalam penguatan bisnis wisata berbasis spesies.
(Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki)
Editor : Ali Masduki