Selain melakukan penumpasan terhadap PKI di daerah Banyuwangi, Jawa Timur, Gagak Hitam merupakan sebuah pasukan yang lahir karena atribut yang dipakai yaitu serba hitam dari mulai celana, baju hingga ikat kepala. Dalam operasi Gagak Hitam ini mereka menghadirkan para algojo atau penjagal yang muncul sebagai eksekutor untuk menghabisi orang-orang dari Partai Komunis Indonesia (PKI) atau mereka yang dicap sebagai PKI.
Bukan tanpa sebab pembentukan Pasukan Gagak Hitam ini dibentuk akibat kemarahan anggota NU dan para aparat desa karena 62 orang anggota Ansor dan Banser NU dihabisi oleh anggota PKI di Dusun Cemethuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 18 Oktober 1965 atau beberapa minggu setelah peristiwa G30S PKI 1965.
Sejarah kelam pembalasan atas ulah PKI yang menghabisi Banser dan NU di Banyuwangi memunculkan aksi balas dendam yang dilakukan warga secara brutal
Penghabisan yang dilakukan PKI terhadap 62 anggota Ansor dan Banser NU ini bermula ketika para PKI menyamar menjadi pengurus Ansor di Desa Cemethuk dan mengadakan pengajian dengan tradisi-tradisi NU, kemudian mereka mengundang para anggota Ansor dan Banser di Desa Muncar untuk menghadiri acara yang telah dibuat. Tidak lama kemudian singkat kisah setelah pengajian selesai mereka dijamu dengan makan-makanan yang enak dan melimpah yang disajikan untuk para anggota Ansor dan Banser.
Namun tidak lama kemudian para anggota Ansor dan Banser NU ini banyak yang bertumbangan satu per satu. Ternyata makanan yang disajikan diberi racun yang ganas bahkan diantaranya mereka ada yang langsung mengeluarkan busa putih dan meninggal dunia ditempat.
Melihat para anggota Ansor dan Banser banyak yang bertumbangan orang-orang PKI merasa puas dan bersorak-sorai sambil menyajikan lagu genjer-genjer.
Setelah melihat para anggota Ansor dan Banser NU banyak yang bertumbangan kemudian orang-orang PKI membawa mereka ke rumah Mangun Lehar yang merupakan salah satu tokoh Buruh Tani Indonesia (BTI) yang diagung-agungkan oleh anggota PKI di Desa Cemethuk.
Namun dalam perjalanan menuju rumah Mangun Lehar, atas izin Allah ada beberapa anggota Ansor yang tidak terlalu parah terkena racun berhasil melawan dan melarikan diri. Mereka lolos dari kelicikan PKI dan berhasil memberitahukan kepada rekan-rekannya di Desa Muncar.
Di rumah Mangun Lehar, para anggota Ansor dan Banser yang dibawa dihabisi hingga tidak ada satupun yang dibiarkan hidup dan mereka dikubur kedalam lubang yang telah dibuat oleh orang-orang PKI. Peristiwa penghabisan PKI terhadap 62 anggota Ansor dan Banser NU ini melahirkan rasa balas dendam orang-orang Desa Muncar, Banyuwangi, termasuk orang-orang NU dan PNI Banyuwangi.
Editor : Arif Ardliyanto