Kepemimpinan Jenderal Hoegeng yang dikenal sebagai polisi yang jujur, integitasnya diuji dari berbagai kasus yang beliau tangani.
Sosoknya yang tidak mudah disuap seolah menjadi suatu penentang pada masa kepemimpinan rezim Orde Baru saat itu. Salah satu kasus besar yang ditangani oleh beliau adalah penyelundupan mobil mewah oleh Robby Thahjadi pada tahun 1968 dan kasus Sum Kuning.
Dalam kasus penyelundupan mobil mewah tersebut Hoegeng adalah orang yang pertama kali yang berusaha membongkar kasus tersebut.
Beliau menemukan fakta sejumlah petinggi polisi, tentara, bea cukai dan imigrasi terlibat memuluskan aksi yang merugikan negara ratusan juta rupiah kala itu.
Awalnya Hoegeng menemukan sejumlah kejanggalan Ketika timnya melakukan penggerebekan dalam penyelundupan mobil mewah di Tanjung Priok.
Setelah melakukan berbagai penyelidikan yang dilakukannya akhirnya pada tahun 1969 Robby Thahjadi dan kakak sulungnya Sigit Wahyudi digelandang ke Komando Daerah Kepolisian (KOMDAK) Metro Jaya bersama dengan delapan mobil Mercy yang ia selundupkan.
Namun hanya beberapa jam berada di dalam sel, keduanya bisa keluar dan keduanya bisa keluar menghirup udara bebas karena campur tangan orang kuat dalam kasus penyelundupan mobil mewah oleh Robby Thahjadi.
Walaupun Robby sudah bebas dari jeratan hukum naming Hoegeng tetap ingin menyelidiki kasus Robby dengan meminta izin kepada Presiden Soeharto.
Dengan izin yang telah dikantonginya Hoegeng langsung membentuk tim investigasi untuk mencari informasi tentang kasus penyelundupan mobil oleh Robby.
Editor : Ali Masduki