SIDOARJO, iNewsSurabaya.id - Mimpi Nofia Sukmawati, salah satu karyawati minimarket di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, akhirnya tejawab. Keinginannya untuk memiliki hunian nyaman yang sudah bertahun-tahun ia dambakan menjadi kenyataan.
Meskipun gajinya sebagai karyawati pas-pasan, Nofia kini bisa menempati rumah yang cukup mewah di Alana Regency Cemandi Sidoarjo. Tidak kaleng-kaleng, rumah yang dihuni oleh Nofia cukup layak. Dengan harga Rp 450 juta, di rumah siap huni seluas 72 m² tersebut sudah ada 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Halaman dan teras rumah juga luas, sehingga bisa untuk parkir mobil.
Nofia mengaku, mimpinya untuk memiliki hunian ditengah terus melambung tingginya harga rumah bisa terwujud lantaran ada program Manfaat Layanan Tambahan (MLT) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (BPJamsostek), kepada para pekerja berupa Fasilitas Pembiayaan Perumahan Pekerja.
Program ini diatur dalam Permenaker No 35 tahun 2016, yang kemudian mendapat penyempurnaan di tahun 2021, melalui Permenaker Nomor 17 Tahun 2021 dengan harapan pekerja atau buruh semakin mudah memiliki rumah dan membantu pemerintah menyediakan rumah bagi masyarakat.
"Saya bersyukur akhirnya bisa mengajukan KPR," ucapnya saat ditemui iNewsSurabaya.id di rumahnya. "Untungnya kami (karyawan minimarket) sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan," imbuhnya.
Nofia mengatakan, syarat untuk mengajukan KPR di Bank BTN tidak ribet. Sebagai karyawan tetap yang sudah 3 tahun lebih bekerja di perusahaan tertib administrasi dan iuran, serta tidak berstatus Perusahaan Daftar Sebagian (PDS) upah maupun tenaga kerja, syarat pertama tentu berhasil dilewatinya.
"Yang pasti kami belum memiliki rumah sendiri. Itu dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai dan aktif membayar iuran," terangnya.
Menurut Nofia, adanya kolaborasi antara Bank BTN dengan BPJamsostek sangat membantu para pekerja yang gajinya UMR. Kata dia, jika tidak ada program tersebut maka sangat sulit bagi pekerja yang gajinya pas-pasan untuk memiliki hunian layak.
Terkait Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi dari Bank Tabungan Negara (BTN), Kakanwil 3 BTN, Teguh Wahyudi menjelaskan bahwa BTN sudah bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam hal penyediaan rumah non subsidi untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Jenis dan Besaran Manfaat Layanan Tambahan BPJS Ketenagakerjaan berupa Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP) maksimal Rp150 juta, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maksimal Rp500 juta, Pinjaman Renovasi Perumahan (PRP) maksimal Rp200 juta dengan suku bunga 7 persen dan Kredit Konstruksi (KK/FPPP) maksimal (80%x RAB) suku bunga 8 persen.
"Ini sangat kami rekomendasikan untuk peserta BPJamsostek, karena ada kepastian suku bunganya. Kalau ada perubahan suku bunga, kedepannya pasti BPJamsostek dengan BTN akan ekstra hati-hati kalau menaikkan," tegasnya.
Selama Tahun 2022 di wilayah 3 Jawa Timur sudah tersalur 308 unit rumah, dengan nilai 90 miliar, target kami di tahun 2023 tercapai 1.000 unit.
Deputi Direktur Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Timur, Hadi Purnomo menjelaskan, MLT BPJamsostek merupakan manfaat layanan tambahan berupa fasilitas kredit pemilikan rumah untuk peserta BPJamsostek. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan dapat memudahkan para peserta BPJamsostek untuk membeli rumah sejahtera.
Pihaknya berharap, semua pekerja peserta BPJamsostek di Jawa Timur bisa merasakan manfaat dan program ini sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya karena salah satu instrumennya adalah social security.
Hadi kembali mengajak seluruh pekerja untuk memastikan diri terdaftar sebagai peserta BPJamsostek.
"Dengan adanya MLT ini semoga semakin banyak pekerja yang dapat mewujudkan mimpi mereka memiliki rumah yang layak dan terjangkau, sehingga hidupnya menjadi sejahtera,” tuturnya.
“Kerja Keras Bebas Cemas, Kerja keras setiap hari pekerja dan keluarga terlindungi," pungkas Hadi.
Editor : Ali Masduki