Dian selaku ketua panitia penyelenggara dalam laporannya menyampaikan harapan besar Badan Bahasa agar program lebahasaan ini bisa menjadi gerakan bersama sekaligus bukti sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Menyambung laporan tersebut, Puti Guntur dalam sambutannya menyampaikan pengamatan terhadap kondisi kebahasaan generasi muda.
"Saya sering tertawa tiap kali mengobrol dengan kawan-kawan sebaya anak saya. Tiap saya mengajak bicara dengan bahasa Indonesia, mereka menjawab dengan bahasa Inggris," kata Puti.
Ia menambahkan banyak penomorduaan terhadap bahasa Indonesia di sekitar kita. Contoh kecilnya adalah dalam narasi menu restoran yang kerap menggunakan bahasa Inggris tanpa terjemahan bahasa Indonesia.
Menurut Puti, hal tersebut mesti menjadi perhatian. Mengapa masyarakat tidak mempraktikkan hal sebaliknya? Menggunakan narasi berbahasa Indonesia sebagai narasi utama dan memberikan terjemahan bahasa Inggris sebagai keterangan tambahan.
"Semestinya, masyarakat tidak perlu malu untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia. Tidak menggunakan bahasa Inggris dalam acara-acara internasional bukan berarti kemampuan bahasa kita buruk. Namun, inilah bentuk penghormatan kita terhadap bahasa pemersatu, bahasa Indonesia," tambahnya.
Sosialisasi ini sekaligus menjadi momen penyebarluasan informasi mengenai akses layanan kebahasaan yang tersedia untuk masyarakat, yaitu layanan aplikasi Halo Bahasa, penerjemahan, tes Uji Kemahiran Bahasa Indonesia, penyediaan saksi ahli, perpustakaan, dan lain-lain.
Editor : Arif Ardliyanto