Uniknya lagi, kasur warga Kemiren Banyuwangi ini memiliki warna seragam dan berkombinasi merah serta hitam atau Suku Osing bilang abang-cemeng. Warna tersebut memiliki filosofi yang dalam, sedangkan warna hitam merupakan simbol tolak balak. Sementara warna merah melambangkan keabadian rumah tangga.
Suhaimi menuturkan, di Desa Kemiren ini dipastikan setiap keluarga memiliki kasur warna merah hitam, sedangkan setiap pengantin baru dipastikan disiapkan kasur merah hitam dengan harapan rumah tangganya bisa langgeng.
“Saya pastikan warga di sini memiliki kasus berwarna merah hitam. Bagi kami itu (kasur merah hitam) merupakan harapan rumah tangga bisa langgeng,” ujarnya.
Suku Osing Banyuwangi memiliki tradisi unik menjelang perayaan Idul Adha. Mereka ramai-ramai mepe kasur atau menjemur kasur di halaman. Foto iNewsSurabaya/siswanto
Setelah kasur dimasukan dalam rumah, lanjutnya, Suku Osing melanjutkan ritual dengan arak barong dari ujung Desa menuju batas akhir Desa, dilanjutkan dengan berziarah ke Makam Buyut Cili yang diyakini warga Suku Osing sebagai nenek moyangnya.
Malam harinya, dilanjutkan selamatan tumpeng sewu dan semua warga mengeluarkan tumpeng khas warga Osing yang dikenal dengam sebutan pecel pitik.
Editor : Arif Ardliyanto