Menurut kesaksian Kiai Husein Muhammad, saat ada orang yang menipunya, Gus Dur tahu tetapi dia diam saja, tidak menanyakannya. Inilah mengapa Kiai Husein menyebut Gus Dur sebagai seorang zahid yang menurutnya adalah terminologi mendasar dalam dunia sufisme.
Seorang Sufi berpandangan, zuhud adalah adam al-huzn ‘ala ma faat (tidak berduka ketika kehilangan). Sufi lain mengatakan, zahid adalah orang yang hatinya taki bergejolak riang manakala diberi rezeki dan tidak gelisah saat tidak punya apa-apa. Singkatnya, riwayat tentang Gus Dur yang sering tidak memegang uang telah banyak diketahui dan dibaca masyarakat. Termasuk ketika keempat putrinya mengetahui sendiri ketika Gus Dur hendak meminjam uang untuk sebuah keperluan karena tidak sedang memegang uang.
Saat itulah putri-putrinya menangis sesenggukan. Bukan karena menangisi Gus Dur yang tidak mempunyai uang, tetapi karena begitu zuhudnya ia yang tidak pernah mau terikat dengan perkara-perkara duniawi. Bahkan, Gus Dur kerap menegaskan kepada putri-putrinya bahwa uang yang dipegangnya adalah hak rakyat, hak orang banyak.
Gus Dur bukan tidak mempunyai uang. Bahkan dia bisa saja dengan mudah mendapatkannya, tetapi ketika mendapatkan uang, Gus Dur seketika itu pula mengeluarkannya bagi siapa pun yang membutuhkan dan datang kepadanya saat itu. Itu artinya, uang merupakan benda yang mudah saja mendekati Gus Dur tetapi sekaligus gampang sekali menjauhinya sebab dikeluarkan juga Gus Dur untuk orang-orang yang seketika itu membutuhkannya.
Editor : Arif Ardliyanto