get app
inews
Aa Read Next : KKP Genjot Investasi Sektor Perikanan Tuna, Potensi di Jawa Timur Sangat Besar!

Mahasiswa Untag Surabaya Mampu Deteksi Wilayah Stunting Terparah di Jawa Timur, Ini Temuan Alatnya

Selasa, 15 Agustus 2023 | 22:34 WIB
header img
Mahasiswa Untag Surabaya Mampu Deteksi Wilayah Stunting Terparah di Jawa Timur. Foto iNewsSurabaya/ali masduki

Berangkat dari hal tersebut, Fajar kemudian menciptakan sistem informasi pemetaan penyebaran gizi buruknya sendiri di wilayah Jawa Timur dengan menambahkan bentuk visualisasi.

“Istimewa dan kelebihan sistem informasi yang saya ciptakan ini dapat menampilkan dalam bentuk visualisasi peta. Selain itu pengguna juga bisa melihat detail penyebaran dan tingkat penyebaran di suatu daerah,” papar Fajar.

Menggunakan algoritma K-means clustering, lanjut Fajar, sistem informasi ini memungkinkan untuk menampilkan pengelompokan wilayah kasus penyebaran gizi buruk yang ada di Jawa Timur. 

“Dengan menggunakan K-means clustering akan menghasilkan tiga cluster wilayah dengan tingkat kerentanan kasus penyebaran gizi buruk berdasarkan kota atau kabupaten, yakni tingkat tertinggi, tingkat rentan, dan tingkat rendah,” kata Fajar.


Mahasiswa Untag Surabaya Mampu Deteksi Wilayah Stunting Terparah di Jawa Timur. Foto iNewsSurabaya/ali masduki

Sistem informasi itu, dijelaskan oleh Fajar akan menggunakan website dengan berbagai fitur yang inovatif yakni salah satunya fitur pelaporan. “Aplikasi ini dijalankan melalui website. Pada halaman utama terdapat peta visualisasi titik penyebaran gizi buruk beserta detail penyebarannya. Selain itu, website ini saya lengkapi dengan fitur pelaporan, sehingga para pengguna dapat memasukan data gizi buruk secara mandiri yang kemudian nanti divalidasi oleh admin ke peta di halaman utama,” lanjut Fajar.

Dengan adanya sistem informasi pemetaan penyebaran gizi buruk ini, Fajar berharap dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dan pemerintah untuk melihat kasus-kasus gizi buruk. 

“Semoga adanya sistem ini dapat meminimalisir penyebaran gizi buruk di Jawa Timur. Masyarakat dapat melihat dan melapor, juga Dinkes Jatim dapat melakukan peninjauan dan analisis yang jauh lebih baik,” pungkas Fajar. 

Dosen Pembimbingnya, Supangat, M.Kom., ITIL., COBIT., CLA. mengaku akan melakukan kordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memanfaatkan alat yang ditemukan mahasiswa nya. Menurut dia, temuan ini sangat berarti, karena masih belum ada alat yang serupa. 

"Baru kali ini ada alat yang mampu mendeteksi wilayah dengan jumlah stunting banyak. Semoga Dinas Kesehatan bisa menerima nya," ucap dia. 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut