Khusnul menyadari bahwa untuk menyelesaikan perkara 4.628 calon peserta didik yang belum mendapatkan sekolah sebelumnya memang tidak mudah. Menurutnya sangat penting untuk berkoordinasi antara pihak Dispendik dengan Kemenag untuk memantau data anak Surabaya yang masuk sekolah.
"Yang mungkin juga masuk ke MTS atau pondok pesantren untuk kroscek data. Termasuk juga dengan sekolah swasta agamis," ujarnya.
Khusnul pun menjelaskan, secara data keseluruhan anak-anak warga Surabaya yang masuk SD Negeri ada sebanyak 30.125 siswa. Sedangkan SD swasta itu ada 4.028, lalu yang masuk ke Madrasah Ibtidaiyah Negeri atau swasta itu ada 3.050.
"Maka secara keseluruhan anak Surabaya yang sudah masuk ke sekolah dasar, artinya dari TK ke SD itu sebanyak 37.213. Intinya, sebanyak 37.213 anak Surabaya di usia sekolah dasar saat ini sudah mendapatkan sekolah," terang Khusnul.
Lanjut Khusnul, kemudian data yang secara umum kalau SMP Negeri itu yang diterimakan sebanyak 12.850, sedangkan untuk swasta itu 5.438. Lalu anak-anak Surabaya sekolah di MTs negeri maupun swasta itu 909.
"Artinya secara keseluruhan itu 19.237. Data ini ya kalau negeri itu jelas tidak mungkin bertambah. Tapi tadi disampaikan untuk yang swasta ini masih bergerak terus datanya," jelas Khusnul.
Khusnul pun menerangkan, bahkan kalau misalnya kita temukan di lapangan ada data anak-anak yang masih belum dapat sekolah, maka tetap kita masukkan agar diupayakan segera mendapatkan sekolah.
"Jadi artinya, ini masih terbuka sambil memastikan 4000 anak ini tadi yang belum dapat sekolah segera dapat terselesaikan dan tertuntaskan secepatnya dalam waktu dekat," ungkap Khusnul.
Editor : Arif Ardliyanto