Setelah lulus ujian nasional, Uswah tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Bojonegoro selama dua bulan. Ia mengikuti pelajaran tambahan untuk lulus ujian masuk perguruan tinggi.
Di panti asuhan, ia juga belajar banyak keterampilan praktis, seperti membuat tempe, memerah susu sapi, dan berjualan tempe.
"Setelah beberapa kali mendaftar, akhirnya saya diterima di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Saya masih ingat bahwa biaya pendaftaran saat itu sebesar 350.000, dan untuk membayar biaya tes, ayah menjual seluruh ayam di kandang," kata Uswah.
Untuk biaya perjalanan ke Surabaya, ayahnya menjual persediaan gabah di rumahnya. Meskipun ayah dan ibunya hanya lulus SD, keduanya sangat menghargai pendidikan. Bagi mereka, ilmu pengetahuan adalah warisan terbaik yang dapat diberikan kepada anak-anak mereka.
Saat ini, Uswah diterima sebagai mahasiswa Pascasarjana di Universitas Airlangga, dalam Program Studi Kajian Sastra dan Budaya, dengan bantuan Beasiswa Unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Setiap orang memiliki waktu mereka sendiri. Setelah lulus, saya bekerja sebagai guru sekolah dasar selama tiga tahun, dan setelah ayah meninggal, saya pindah menjadi seorang jurnalis. Alhamdulillah, takdir membawanya kembali ke bangku sekolah pada tahun ini," ucapnya.
Uswah berbagi tips belajarnya. Menurutnya, sejak SMA, ketika ia bermimpi untuk kuliah, ia sering meminjam buku dari perpustakaan dan membacanya di rumah.
Menurutnya, memiliki kesadaran dalam membentuk kebiasaan membaca sangat penting, karena membaca akan memperluas wawasan. Dengan wawasan yang luas, seseorang akan memiliki cara pandang yang bijak terhadap berbagai masalah.
Cara belajar kedua yang diungkapkan oleh Uswah adalah dengan mencatat. Sejak SMA, ia selalu mencatat apa yang diajarkan oleh guru dalam buku catatan. Menurutnya, mencatat sangat penting karena ingatan manusia terbatas.
"Ketika saya membaca buku yang sulit dipahami, setelah selesai membaca, saya mencoba untuk menulis kembali apa yang telah saya baca dalam sebuah tulisan. Dengan cara ini, saya lebih mudah mengingat," katanya.
Terakhir, untuk mendapatkan beasiswa, kuncinya adalah berlatih secara rutin, memahami polanya, dan sering mencari tahu pengalaman orang lain, baik secara langsung atau melalui sumber online seperti YouTube.
Uswah juga menekankan pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dan meraih prestasi baik dalam aspek akademik maupun non-akademik, karena hal tersebut sangat membantu dalam menulis esai dan menghadapi wawancara.
"Ia percaya bahwa selain usaha dan kerja keras, ada satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan saat kita akan meraih sesuatu, yaitu ridho dan doa dari orang tua," pungkasnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta