Di tempat ini, lanjutnya, tim juga tidak menjumpai aktivitas penambangan, namun menemui bekas galian C yang cukup dalam, alat berat yang rusak, dan bekas roda truk beserta alat berat. Warung-warung yang biasanya ramai juga terlihat tidak ada aktivitas," paparnya.
Lalu, tim meninjau jalur evakuasi bila terjadi bencana letusan gunung Kelud. Alhasil, mereka menemukan jalan yang rusak parah dan berlubang cukup dalam dan diduga kerusakan akibat dilalui truk-truk yang bermuatan berat.
Tambang masih menjadi masalah serius di Kediri, setelah Polda Jawa Timur mengamankan dua alat berat yang melakukan penggalian ilegal Pemkab diminta tegas
Ari menyebutkan, FPRB Kabupaten Kediri mendukung upaya dari pemerintah daerah setempat untuk menertibkan penambangan sirtu beserta dampak negatifnya di lereng Gunung Kelud yang berada di Kecamatan Ngancar.
Ditambahkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi, menegaskan bahwa langkah pengecekan di lapangan itu sebagai tindak lanjut rapat koordinasi yang digelar sebelumnya. Menurut dia, laporan ini bakal disampaikan kepada Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
"Kami hanya mengumpulkan data lapangan dan menyusun laporan hasil mitigasi, untuk secepatnya dilaporkan kepada pimpinan," kata Slamet. Rabu (2/2).
Tim gabungan yang sempat mengalami peristiwa yang aneh saat melakukan pengecekan kawasan yang diduga kuat sebagai lokasi galian c liar di lereng kelud. dr. Ari Purnomo Adi ketua FPRB dan Kepala Seksi Kedaruratan Bencana BPBD Kabupaten Kediri, Johan Marasponda, terjerembab lumpur bekas galian. Anehnya kaki mereka yang terjebak di lumpur, sulit untuk di tarik keluar. "Alhamdulillah berkat kerja sama semua tim kesulitan apapun akan bisa diselesaikan," kata Ari Purnomo.
Untuk diketahui, tim gabungan dalam peninjauan itu terdiri dari BPBD Kabupaten Kediri, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, Satpol PP, TNI-Polri, Pemerintah Kecamatan Ngancar dan Plosoklaten, Perhutani KPH Kediri, Cabang Dinas Kehutanan Trenggalek Wilayah Kerja Kediri.
Editor : Arif Ardliyanto