2. Klan Chōshū ingin jatuhkan Tokugawa
Para samurai dari Chōshū, Barat Daya Honshu dipimpin oleh samurai yang mendukung keputusan Kaisar untuk mempertahankan sakoku. Mereka membentuk unit militer sendiri untuk mengusir para penjajah. Karena dari mayoritas samurai kelas bawah, maka hierarki samurai tradisional pun mulai runtuh.
Kekesalan para samurai Chōshū memuncak pada Agustus 1864, tepatnya saat Insiden Kinmon. Bermaksud menduduki Kyoto untuk mengembalikan kedaulatan Kaisar, para samurai Chōshū berhasil dikalahkan oleh Tokugawa. Hal ini menyebabkan Keshogunan Tokugawa melancarkan Ekspedisi Chōshū sebulan kemudian.
3. Klan Satsuma ikut mendukung Chōshū
Bukan hanya Chōshū, klan Satsuma di Kyushu pun juga ingin meruntuhkan Tokugawa. Pada 1865, Keshogunan memulai Ekspedisi Chōshū Kedua. Jadi, pada 1866, Satsuma dan Chōshū membentu Aliansi Satchō.
Ilustrasi Samurai
Di sisi lain, terjadi dua pergantian di dua kubu pemerintahan dalam satu tahun. Pada 1866, Keshogunan Tokugawa berganti shogun menjadi Tokugawa Yoshinobu, sementara Kaisar Kōmei kemudian wafat pada 1867 dan digantikan oleh Kaisar Meiji.
4. Kaisar Meiji menang dan Kekaisaran Jepang jadi posisi mutlak
Yoshinobu sendiri sudah turun dari posisi shogun pada 1867. Hal ini dilakukan semata-mata demi menyelamatkan klan Tokugawa dari kehancuran. Yoshinobu pindah dari Kyoto dan Osaka.
Pada Januari 1868, terjadi kudeta besar-besaran di Kyoto, sehingga kuasa Kaisar dipulihkan sebagai otoritas tertinggi di Negeri Sakura. Inilah yang disebut Restorasi Meiji. Pemerintahan Meiji kooperatif dengan Keshogunan Tokugawa selama transisi ini. Seharusnya, jadi transisi damai, bukan? Tidak juga!
Para pendukung garis keras Satchō menghasut para penasihat Kaisar untuk meyakinkan Kaisar Meiji menghapus gelar Yoshinobu dan menyita tanah sang shogun.
5. Piagam Sumpah, terbitnya Matahari baru di Jepang
Pada 1868, Piagam Sumpah ditandatangani di Kyoto saat upacara pengukuhan takhta Kaisar Meiji. Bertujuan memodernisasi Jepang, piagam ini menunjukkan asas keterbukaan Kaisar Meiji terhadap dunia. Sesuai namanya, Piagam Sumpah terdiri dari lima sumpah, bahwa:
Seluruh isi piagam ini dengan keras meruntuhkan nilai-nilai Keshogunan Tokugawa. Hal-hal seperti pencarian pengetahuan ke seluruh dunia dan keterbukaan bagi semua kalangan masyarakat dalam menjalankan urusan negara meruntuhkan nilai sakoku dan kasta sosial Zaman Edo yang mengekang.
Editor : Arif Ardliyanto