Selama ini yang dilakukan saat kondisi peak, pemerintah menambah jumlah kapal yang beroperasi di setiap dermaga. Hal ini tidak menambah kapasitas muat justru alan menghambat pencapaian jumlah trip yang ada.
Paling tidak, untuk lintas Merak-Bakauheni bisa ditambah 2-3 pasang dermaga, maka kapasitas muat lintasan tersebut akan naik 50% dari kapasitas semula, dengan mengoptimalkan kapal yang off saat itu, tanpa harus menambah jumlah armada lagi.
"Harus ada dermaga tambahan," tegasnya.
Problem kekurangan dermaga itu sudah diusulkan Gapasdap sejak 2017 laluu dan bahkan sebelumnya. Tetapi tidak kunjung ada realisasi
Sementara Rachmatika menyesalkan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada ASDP diwujudkan dalam Barang Milik Negara (BMN) berbentuk kapal. Bukan dalam bentuk pelabuhan atau dermaga.
PMN ASDP sendiri dinilai sangat besar. Mencapai ratusan miliar. PMN ASDP dalam bentuk BMN pada tahun 2024 sebesar Rp367,53 miliar.
Sementara PMN ASDP dalam bentuk BMN pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp388,50 miliar.
Sedangkan laba bersih ASDP tahun 2022 sebesar Rp585 miliar dan laba bersih ASDP tahun 2023 kemarin total Rp637 miliar.
Jika dikonversikan dengan proyek dermaga, kata Rachmatika, diperkirakan nilai PMN untuk ASDP bisa membangun sekitar 5 pasang dermaga.
Sementara kebutuhan dermaga di Merak Bakauheni paling tidak hingga 10 pasang dermaga, sehingga hanya ada kekurangan 3 pasang dermaga baru
"Kenapa PMN ASDP dalam bentuk kapal, bukan bentuk pelabuhan? Itu yang kami sayangkan," kata Rachmatika.
Terkait dengan PMN berupa BMN dari pemerintah itu, Gapasdap berharap seharusnya PT ASDP lebih mendorong kepada kepada penambahan jumlah dermaga di lintas utama tersebut.
"Karena ini akan menumbuhkan kelancaran yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bukan kepada penambahan kapal," jelasnya.
Seharusnya bagi PT ASDP, alat produksi tidak hanya kapal. Tetapi juga bisa dalam bentuk dermaga merupakan alat produksi.
Karena dari adanya dermaga juga akan menjadi sumber pendapatan bagi pengelola pelabuhan baik dari jasa kepelabuhanan oleh pengguna jasa penyeberangan ataupun jasa dermaga dari kapal-kapal yang sandar di dermaga tersebut.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan RI, Risyapudin Nursin mencatat, pada periode puncak arus mudik 6-7 April 2024 terdapat 32% atau 19.700 kendaraan yang datang ke pelabuhan (check in) dengan kondisi tanpa tiket pada hari kedatangan di Pelabuhan Merak. Kondisi itu membuat mereka akhirnya memaksa membeli tiket untuk 2-3 hari kedepan.
"Pada periode puncak arus balik tanggal 10-14 April 2024 terdapat perubahan customer behavior yang signifikan, dimana terdapat 1,8% (1.805 kendaraan) Pengguna Jasa datang ke pelabuhan (check in) dengan kondisi tanpa tiket pada hari kedatangan di Pelabuhan Bakauheni," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, dikutip Kamis (4/7/2024).
Untuk memastikan kelancaran lalu lintas di pelabuhan ke depan, Nursin mengungkapkan untuk jangka pendek, pihaknya sosialisasi secara masif terkait tiket online dan pelaksanaan penertiban calo tiket.
Editor : Ali Masduki