Pelatihan yang diselenggarakan mencakup pengorganisasian Destana, asesmen risiko bencana, pembuatan peta dan jalur evakuasi, komunikasi bencana, serta simulasi bencana.
Pembentukan Destana ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi warga untuk lebih sadar terhadap potensi bencana dan mendorong desa menjadi lebih tangguh.
Selain pelatihan, Pertamina juga menyediakan inventaris alat kebencanaan untuk Desa Remen, termasuk APAR, tandu darurat, tas siaga bencana, dan kotak P3K.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melalui Fuel Terminal (FT) Tuban, bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana. Foto iNewsSurabaya/ist
Kepala Desa Remen, Rusdino, mengucapkan terima kasih kepada Pertamina atas inisiatif ini. "Destana dan FPRB adalah langkah awal penting untuk menjadikan masyarakat lebih tanggap terhadap bencana," ujarnya. Rusdino berharap ada tindak lanjut berupa pelatihan lanjutan dan penguatan kelompok.
Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relation & CSR Jatimbalinus, menambahkan bahwa Pertamina berkomitmen pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social & Governance (ESG).
"Dengan program ini, diharapkan masyarakat dapat mengorganisir sumber daya untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas dalam mengurangi risiko bencana," tutup Ahad.
Program ini tidak hanya memperkuat kesiapsiagaan bencana, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara perusahaan dan pemerintah dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Editor : Arif Ardliyanto