Tak berhenti di sana, program ini juga memperbaiki tata letak tempat produksi. Dengan penataan ulang yang lebih efisien, proses produksi yang sebelumnya terhambat oleh bottleneck kini berjalan lebih lancar. Ini memungkinkan mitra untuk meningkatkan produktivitas guna memenuhi permintaan yang terus meningkat, baik dari pasar lokal maupun internasional.
Dalam upaya memanfaatkan tren digital, para mitra usaha juga dibekali dengan pelatihan strategi pemasaran modern melalui live selling di media sosial dan platform e-commerce. Metode ini terbukti ampuh dalam meningkatkan omzet penjualan.
"Kini, omzet harian kami bisa mencapai Rp10 juta hanya dari penjualan online, sesuatu yang dulu hanya bisa kami impikan," ungkap Ika Arista, pemilik Rebana Gresik Tiga Putri, salah satu mitra program ini.
Rebana Gresik yang berhasil memgikuti pameran di Pasar Internasional. Foto iNewsSurabaya/ist
Peningkatan pemasaran digital ini membuka peluang lebih besar bagi produk rebana Gresik untuk menjangkau konsumen di seluruh Indonesia dan bahkan hingga ke mancanegara. Keikutsertaan dalam pameran di Makau dan KBRI Abuja adalah bukti nyata bahwa produk lokal siap menembus pasar internasional.
Andi Iswoyo menyatakan optimismenya terhadap masa depan program ini. "Kolaborasi dengan pemerintah dan perusahaan besar di Gresik adalah langkah strategis untuk memberdayakan UMKM lokal. Dengan dukungan teknologi dan pelatihan, kami yakin rebana Gresik akan semakin dikenal di pasar global," ujarnya.
Program ini tidak hanya meningkatkan omzet mitra, tetapi juga mengukuhkan rebana Gresik sebagai produk unggulan yang berpotensi besar di pasar internasional. Dengan fokus pada kualitas, keselamatan kerja, dan pemasaran digital yang optimal, industri rebana di Gresik tampak siap melangkah lebih jauh di masa depan.
Editor : Arif Ardliyanto