Pada suatu hari, di tengah malam, sewaktu anggota Staf Brigade masih tidur nyenyak, datanglah dua orang anak Habibie di asrama dengan tangis yang mengharukan. Mereka memberi tahu, bahwa ayahnya sakit keras.
"Dokter Irsan segera memberi pertolongan dan saya menemaninya di sampingnya. Kita berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan," jelas Soeharto.
Jasa Presiden RI kedua Soeharto sulit untuk dilupakan bahkan dibalas oleh BJ Habibie
Bapak Habibie kena serangan jantung pada saat menjalankan sembahyang Isya dan tidak tertolong lagi. Beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir di depan Soeharto, Dokter Irsan, dan keluarganya.
"Saya berkesempatan menutupkan matanya sambil memohonkan ampun pada Tuhan Yang Maha Esa," ucapnya.
Waktu itu suasana duka meliputi keluarga Habibie. Ibu Habibie sedang mengandung dan seorang anak, BJ Habibie, yang kelak mengambil peranan penting, baru belasan tahun saja umurnya.
Keluarga Brigade Mataram turut berduka cita dan membantu penguburan Bapak Habibie. Hubungan anggota Brigade Mataram bertambah erat lagi dengan keluarga Habibie disebabkan oleh adanya seorang perwira Brigade Mataram yang menjalin cinta dengan seorang putri Habibie.
"Kapten Subono kawin dengan kakak BJ Habibie dan dengan ini, saya, sebagai Komandan Brigade, besanan dengan lbu Habibie," jelas dia.
Editor : Arif Ardliyanto