Surga Laut Dunia di Ambang Kehancuran, Tambang Nikel Bisa Rusak Keindahan Raja Ampat
Kerusakan akibat tambang nikel disebut telah memicu sedimentasi besar-besaran, yang berdampak pada kematian biota laut, termasuk terumbu karang. Bahkan, data literasi menunjukkan bahwa sekitar 30% luas terumbu karang di Raja Ampat sudah rusak.
“Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) seharusnya paham potensi kerugian jangka panjang akibat kerusakan ini. Kawasan konservasi harusnya menjadi zona larangan untuk izin tambang. Ini bukan semata soal ekonomi, tapi soal keberlangsungan kehidupan laut dan pangan biru,” ujar Riyono.
Meski pemerintah pusat, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian ESDM, telah memberikan sinyal untuk menghentikan aktivitas tambang tersebut, Riyono menilai langkah yang diambil belum cukup tegas.
Potensi pemasukan dari tambang nikel di Raja Ampat memang tidak kecil, diperkirakan mencapai Rp2 triliun per tahun. Namun, ia menegaskan bahwa kerugian ekologis dan sosial yang ditimbulkan jauh lebih besar.
“Jangan korbankan Raja Ampat demi keuntungan jangka pendek. Jika kita jaga utuh wilayah ini, maka sumber pangan biru bagi masyarakat pesisir—seperti ikan, rumput laut, dan biota lainnya—akan tetap tersedia hingga anak cucu mereka,” pungkas Riyono.
Editor : Arif Ardliyanto