Kuota Beasiswa Pemuda Tangguh Surabaya Naik Tajam 2026, Libatkan PTN dan PTS, Segini Jumlahnya
Sementara itu, Kepala Bidang Kepemudaan Disbudporapar Kota Surabaya, Erringgo Perkasa, menjelaskan bahwa perubahan skema Beasiswa Pemuda Tangguh merupakan hasil evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program sebelumnya.
“Penyesuaian skema dilakukan berdasarkan evaluasi program, kemampuan fiskal daerah, serta arah kebijakan Pemkot Surabaya untuk memperluas manfaat beasiswa,” terang Erringgo.
Hasil evaluasi menunjukkan perlunya penataan ulang komponen bantuan agar program dapat menjangkau lebih banyak pemuda secara berkelanjutan. Meski demikian, pembiayaan utama pendidikan seperti Uang Kuliah Tunggal (UKT) tetap menjadi prioritas, dengan prinsip efisiensi dan keadilan distribusi anggaran.
Tak hanya itu, penyesuaian kebijakan juga mempertimbangkan upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surabaya, sehingga diperlukan penyesuaian regulasi melalui Peraturan Wali Kota (Perwali).
Dari sisi jumlah penerima, tren peningkatan terlihat signifikan. Pada 2024, penerima beasiswa tercatat sebanyak 3.186 orang, naik menjadi 3.502 orang pada 2025, dan melonjak tajam menjadi 23.820 orang pada 2026.
“Lonjakan ini menegaskan bahwa program tidak dikurangi, justru diperluas secara masif,” kata Erringgo.
Kenaikan jumlah penerima juga diiringi peningkatan anggaran. Pada 2024, anggaran beasiswa sebesar Rp46,27 miliar, meningkat menjadi Rp71,51 miliar pada 2025, dan diproyeksikan mencapai Rp190,56 miliar pada 2026.
“Ini bukti bahwa Pemkot Surabaya tidak mengurangi anggaran, melainkan mengelolanya secara lebih adaptif dan berkelanjutan,” tegasnya.
Pelaksanaan Beasiswa Pemuda Tangguh 2026 nantinya akan mengacu pada regulasi kepala daerah dan petunjuk teknis yang saat ini masih dalam tahap pembahasan. Fokus utamanya meliputi perluasan sasaran penerima, penyesuaian skema UKT dan uang saku, serta penguatan prinsip pemerataan dan akuntabilitas.
Sasaran program ini adalah pemuda ber-KTP Surabaya, berdomisili di Surabaya, berasal dari keluarga kurang mampu, memiliki IPK minimal 3, dan telah diterima di salah satu perguruan tinggi mitra. Program ini juga memprioritaskan kelompok rentan yang memiliki motivasi dan komitmen akademik tinggi.
Selain 15 PTN yang telah bergabung, Pemkot Surabaya juga membuka peluang kerja sama dengan PTS. Hingga Desember 2025, tercatat enam PTS masih dalam proses penjajakan kerja sama untuk pelaksanaan beasiswa 2026.
Melalui program ini, Pemkot Surabaya menargetkan berbagai capaian strategis, mulai dari peningkatan akses pendidikan tinggi, kelulusan tepat waktu, kualitas akademik mahasiswa, hingga daya saing sumber daya manusia Surabaya.
“Konsep 1 Kartu Keluarga 1 Sarjana menjadi salah satu target besar, agar lulusan mampu meringankan beban ekonomi keluarga dan berkontribusi bagi pembangunan kota,” tutup Erringgo.
Editor : Arif Ardliyanto