Untuk meningkatkan nilai tambah, PT Garam mulai menerapkan teknologi Mechanical Vapor Recompression (MVR) di Manyar, Gresik. Teknologi ini memungkinkan produksi garam industri berkualitas tinggi untuk sektor farmasi, kosmetik, kimia, dan pangan.
Melalui kerja sama dengan Koperasi Merah Putih, PT Garam memperkuat kapasitas petambak rakyat melalui pelatihan, akses permodalan, dan pendampingan manajerial. Tujuannya agar transformasi industri dirasakan hingga ke tingkat akar rumput.
“Transformasi ini bukan sekadar wacana, tetapi kerja nyata agar garam Indonesia mandiri, berkualitas global, dan berdaya saing tinggi,” tegas Abraham Mose.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menilai PT Garam memiliki peran vital dalam mewujudkan kemandirian garam nasional. Ia menegaskan bahwa pemerintah bersama Presiden Prabowo Subianto memberikan dukungan penuh terhadap program swasembada garam dalam dua tahun ke depan.
“Kalau India bisa, Cina bisa, kenapa Indonesia tidak bisa? Saatnya PT Garam berlari lebih cepat dan berinovasi,” ujar Trenggono.
Menurutnya, sinergi antara BUMN, koperasi, dan masyarakat adalah kunci utama agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor garam.
Puncak acara ditandai dengan penekanan tombol simbolik oleh para tamu kehormatan, sebagai tanda semangat kolaborasi menuju kemandirian garam nasional. PT Garam juga memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi dan pensiunan yang telah berdedikasi lebih dari dua dekade.
Lebih dari sekadar seremoni, perayaan ini menjadi momentum strategis untuk menegaskan posisi PT Garam sebagai pilar ketahanan pangan nasional. Dengan semangat AKHLAK, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor, perusahaan optimistis menjadi bagian penting dalam visi besar “Menuju Indonesia Emas 2045.”
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
