Karena itu, saran Slamet, cukup tepat jika pelaku industri batik tulis di wilayah ini melakukan strategi yang lebih bersifat agresif melalui berbagai inovasi produk, inovasi pewarnaan, inovasi standarisasi, inovasi pemasaran, inovasi teknologi dan inovasi kerjasama.
Pemerintah, termasuk kalangan perguruan tinggi dan stakeholder lain, bisa mengambil peran dalam upaya peningkatan daya saing ini melalui berbagai program pelatihan, bantuan permodalan, kerjasama dan sebagainya.
"Namun, untuk lebih menjamin kesesuaian berbagai program itu dengan harapan dan kebutuhan mereka, maka pelaksanaannya harus dengan menggunakan pendekatan yang lebih partisipatif, bukan top down dari atas ke bawah, tapi bottom up dari bawah ke atas," tuturnya.
Jika strategi tersebut diterapkan, Wakil Rektor II Unitomo periode 2013-2017 dan 2017-2021 ini optimis industri batik bisa leluasa menguasai pasar global.
Mengingat saat ini kontribusi industri batik terhadap perekonomian nasional sejauh ini belum optimal.
Editor : Ali Masduki