Oleh karena itu, ia bersama teman-teman tuna wicara di Kota Surabaya membuat Bisindo untuk anak-anak yang belum bisa menggunakan bahasa isyarat Indonesia. Kemudian, ia bersama yang lainnya juga menyasar peningkatan literasi dengan belajar mendongeng menggunakan bahasa isyarat.
“Maka membuat dua kelas untuk teman tuli dan kelas mendongeng dengan bahasa isyarat untuk teman tuli juga. Ini adalah terapi untuk membuat mereka lebih percaya diri, karena hambatan mereka adalah berkomunikasi,” ujarnya.
Harapannya, dengan adanya Kelas Mendongeng untuk Terapi Wicara ini bisa menambah kepercayaan diri anak-anak disabilitas untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum. “Dengan tampil atau mendongeng ini, mereka diharapkan bisa lebih percaya diri dan lebih yakin, bahwa orang-orang bisa mengerti dan paham dengan apa yang ingin disampaikan,” pungkasnya.
Sebagai diketahui, terdapat delapan ruang pelatihan peningkatan keterampilan, bakat dan minat di Rumah Anak Prestasi. Diantaranya, kelas Akupuntur, Pembelajaran, Terapi Wicara, Keterampilan Musik, Physiotherapy, Dokter, Lukis, dan Refleksi. Semua pelatihan tersebut tidak dipungut biaya dan hanya untuk warga ber - KTP Surabaya.
Editor : Arif Ardliyanto