SURABAYA, iNewsSurabaya.id - PDIP berhasil memuncaki hasil riset sebagai partai pilihan milenial versi peneliti Surabaya Survey Center (SSC). Angka perolehan bahkan mencapai 41,3 persen.
Peneliti Senior SSC, Surokim Abdus Salam mengungkapkan, dari kalangan milenial, PDIP memuncaki pilihan dengan meraih 41,3%. Baru kemudian diikuti oleh PKB dengan 10,5% dan Gerindra dengan 9,8%, Demokrat dengan 6,7%, serta Golkar dengan 5,5%.
"Partai-partai lainnya hanya berada di kisaran 5 persen ke bawah,” kata Surokim, Sabtu (14/1/2023).
Lebih lanjut Surokim menguraikan partai-partai yang dimaksud meliputi PKS dengan 4,6%, Nasdem dengan 3,9%, PAN 1,9%, PPP dan Perindo keduanya 1,2%.
"Sementara PSI 1,1%, PBB 0,3%, kemudian BURUH, Garuda, Ummat, dan Gelora semuanya kompak memeroleh 0,2%, serta Hanura dan PKN keduanya 0,1%," urai Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura ini.
Hasil penelitian sendiri dilakukan oleh SSC mulai 1-10 Januari 2023 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya dengan total 1.200 responden menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.
Meskipun demikian, ia menggaris bawahi jika ceruk dari responden pada demografi ini juga masih cukup besar.
“Masih ada 11% yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Tentunya, ceruk ini bisa menjadi modal kuat bagi siapapun yang bisa memanfaatkannya,” tandasnya.
Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Aryo Seno Bagaskoro mengaku bersyukur. Karena selama ini ia memang dipercaya sebagai pimpinan organisasi sayap partai khusus untuk menggalang suara anak muda.
Berdasarkan pengamatan lapangan, Seno menilai bahwa PDIP melalui duet kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji serta Ketua DPRD Adi Sutarwijono di Kota Surabaya telah hadir nyata di tengah-tengah masyarakat. Serta masih banyak tokoh lain kader partai yang juga melakukan hal serupa.
Termasuk hadir di tengah kepentingan para pemuda. Mulai advokasi terkait mahasiswa pemuda tangguh bagi pelajar yang kurang mampu, pemberian ruang diskusi khusus kreatif seperti di Balai-balai RW, ruang publik, dan fasilitas umum agar anak muda dapat belajar dan menciptakan kreasi.
Karena kebijakan pro anak muda ini membuat Seno tak heran jika hasil riset SSC memunculkan PDIP sebagai partai pilihan milenial dengan angka telak dan sebagai partai terbesar di kota ini. Bahkan, ia optimistis angka survey akan terus menanjak.
"Kalau bisa milenial Surabaya 50 persen harus memilih PDIP," kata Seno.
Seno mengungkapkan, PDIP melalui sayap organisasi kepemudaan seperti Taruna Merah Putih turun ke bawah tidak hanya menjelang Pemilu saja. Namun, seluruh kader turun telah bergerak sejak lama seperti arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Kami diminta untuk rajin menyapa masyarakat di setiap segmentasi dan setiap ruang. Bukan hanya menjelang 2024 baru kita gaspol, tetapi setelah menang Pemilu di tahun 2020 kita sudah tancap gas," ucapnya.
Tak ada target khusus. Akan tetapi Seno memastikan mengamankan arahan ketua umum untuk meneladani Bunga Karno agar terus bekerja tanpa mempertimbangkan hasilnya.
"Nanti biar hasil yang menjawab, apakah kita bisa bekerja dengan baik atau masih kurang giat. Nanti biar suara masyarakat banyak yang menjawab," ujarnya.
Dia menegaskan, bahwa PDIP merasa beruntung dan bersyukur karena masyarakat Surabaya sangat bersinergi dengan gerak dan kader-kader partai yang tidak pernah berhenti mengeluarkan kebijakan kebijakan yang pro terhadap orang banyak.
Taruna Merah Putih misalnya. Selama ini fokus pada melakukan rekruitmen politik dan pendidikan politik bagi anak-anak muda.
"Dari situ, banyak sekali anak muda yang menjadi kawan kolaborasi dan sinergi kami yang berasal dari berbagai macam layar belakang dan elemen," ujar Seno.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Seperti aktivis mahasiswa, influencer, content creator, dan lain-lain dengan tentang usia relatif sangat muda mulai 25-30 tahun.
"Dan saya sendiri tahun ini masih berumur 21 tahun bersama teman teman yang lainnya di usia generasi Z dan milenial," kata dia.
Artinya, tambah Seno selama ini TMP melakukan rekruitmen dengan cara-cara menyenangkan dan bergotong royong. Sehingga partai tidak terkesan layaknya sebuah mesin yang menakutkan bagi anak muda. Namun juga menjadi alat juang bagi mereka untuk mengeluarkan unek-unek, menyalurkan aspirasi, dan tempat berkreasi untuk menyalurkan ekspresinya.
"Dan ini juga akan di support penuh oleh partai melalui berbagai tingkatan dan strukturnya. Hal ini membuat kami sebagai anak muda menjadi nyaman dan percaya bahwa partai PDIP ini adalah partainya anak-anak muda," sambungnya.
Seno juga mengatakan, bahwa PDIP di Surabaya tidak hanya sebagai partai ideologis. Namun juga dapat menjadi partai anak muda yang ramah kepada kebijakan- kebijakan yang pro terhadap masa depan.
Sebut saja Wali Kota Eri Cahyadi. Usianya masih relatif muda. Kehadiran Eri menjadi contoh bagi para milenial bahwa anak muda juga dapat menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan.
"Saat kita para anak muda berpolitik, saat kita peka terhadap lingkungan di sekitar, saat kita mau berorganisasi, dan kita mau bergerak, PDIP akan memberikan wadah dan support kepada anak-anak muda," ungkap Seno.
Apalagi selama ini Kota Surabaya menjadi teladan bagi kota lain karena melibatkan para anak muda generasi bonus demografi tersebut dalam pembangunan. Khususnya melalui PDIP. Energi besar ini menurut Seno merupakan modal utama menuju 2024 mendatang.
"Saya yakin dari masyarakat Surabaya yang mayoritas pemilihnya adalah anak-anak muda di usia gen Z dan milenial, ini akan menjadi energi tambahan bagi partai untuk merangkul banyak orang yang kemudian akan menjadi pemilih dan mitra kerja dan mitra kritis bagi Pemerintah Kota Surabaya," ucap Ketua Taruna Merah Putih Seno Bagaskoro.
Editor : Ali Masduki