Setelah takluknya daerah-daerah penyuplai Surabaya pada Mataram, Mataram tidak serta merta langsung menyerang Surabaya akan tetapi mendirikan perkemahan di Mojokerto dan mencari cara serta menunggu waktu yang tepat untuk menyerang Surabaya.
Meskipun daerah-daerah sekitar Surabaya sudah berhasil ditaklukkan oleh Mataram namun pertahanan Surabaya masih sangat terlalu kuat untuk ditembus oleh tentara Mataram.
Setelah penaklukkan daerah-daerah sekitar Surabaya maka Surabaya mendapat suplai makanan dari daerah-daerah kekuasaannya yang telah ditaklukkan oleh Mataram. Penduduk Surabaya banyak yang kelaparan serta banyak yang meninggal dikarenakan bencana kelaparan tersebut.
Setelah bertempur lebih dari satu dekade akhirnya Mataram berhasil memasuki daerah pinggiran Surabaya yang terkenal dengan pertahanannya yang sangat Tangguh tersebut.
Pada tahun 1624 pasukan Mataram dibawah kepemimpinan panglima perangnya yaitu Tumenggung Ketawangan dan Tumenggung Alap-Alap menggempur Surabaya.
Dari sumber Belanda, sebagaimana dikutip dari Sejarawan, Hermanus Johannes De Graaf, kendati sudah berhasil menembus brigade Surabaya akan tetapi pasukan Mataram belum berhasil untuk menaklukkan pasukan Surabaya yang gigih mempertahankan pusat kotanya.
Tentara mataram pun kembali menebar terror ke penduduk pinggiran Kota Surabaya. Ladang dan sawah milik penduduk diporak-porandakan oleh pasukan Mataram yang bertujuan untuk menyerah kepada Mataram seperti yang terjadi pada penduduk Sampang di Madura.
Editor : Ali Masduki