SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur patut berbangga. Salah satu pegawainya, Najib Kusnanto mampu menyandang gelar doktor, ia dinobatkan lulus ujian disertai setelah berhasil memaparkan hasil riset yang dilakukan didepan enam Guru Besar (Gubes) dari sepuluh penguji di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.
Disertasi yang diangkat berjudul ‘Implementasi Kebijakan Pendidikan Nasional dalam upaya peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri’. Riset disertasi ini mengundang pertanyaan dari para penguji, mereka adalah Prof. Dr. Mulyanto Nugroho,.MM.,CMA.,CPA, Dr.Dra. Ayun Manduwinarti, MP., Prof. Dr. Agus Sukristyanto, MS, Dr. Achluddin Ibnu Rochim.,SH., MSi., Prof. Dr. Rudy Handoko., MS., Dr. Dra. Rachmawati Novaria.,MM., Dr.IGN.Anom Maruta.,MM., Prof. Dr. IB Wirawan, SU., Prof. Dr. Setya Yuwana., MA., dan Prof. Dr. H. Tri Ratnawati, AK, MS. Para penguji ini sangat tertarik dengan hasil riset yang dilakukan pegawai senior Kemenag Jawa Timur ini.
“Fenomenas yang berkembang saat ini, banyak masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya di MU atau MTs. Padahal ada yang biaya sangat tinggi, sampai Rp200 juta. Apakah MTs di Jawa Timur sudah baik atau belum,” tanya Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho,.MM.,CMA.,CPA yang menjadi pimpinan sidang disertasi ini.
Pertanyaan Rektor Untag Surabaya langsung dijawab Najib Kusnanto sebagai periset. Menurutnya, pendidikan di madrasah sudah sangat baik dengan berbagai standarisasi yang dilakukan. Dengan konsep yang diusung, masyarakat menjadi tertarik dan memutuskan anak-anaknya untuk meneruskan pendidikan.
“Ada standar yang dilakukan, hasilnya masyarakat merasa puas dan menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah tersebut,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto