Dari lima korban yang dirawat di RSUD Simpang Lima Gumul dua korban kondisi kritis. Satu pasien akibat luka bacok tulangnya terbuka dan sudah dilakukan pengecekan dokter bedah tulang. Kemudian, satu pasien kritis lain yakni korban yang sejak awal mengalami pendarahan yang cukup banyak.
Kristiono, satu dari tujuh korban pembacokan yang dirawat di rumah sakit swasta mengaku memilih pulang dan menjalani rawat jalan karena takut biaya yang harus ditanggung bila rawat inap. Setelah ditemui Mas Dhito di rumahnya dan dibujuk untuk dirawat di rumah sakit daerah, Kristiono dijemput pihak RSUD Simpang Lima Gumul menggunakan mobil ambulan.
Selain Kristiono, ada dua orang lain yang pulang menjalani rawat jalan karena luka ringan. Sementara empat korban pembacokan lain yang dirawat di RS Surya Melati, Selasa (8/3) siang dipindahkan ke RSUD Simpang Lima Gumul.
Kepala Desa Pojok Darwanto yang saat itu ikut menyaksikan pemindahan pasien dari RS Surya Melati menyampaikan, salah satu pasien yang kritis karena mengalami pendarahan banyak bernama Rianti yang tak lain adik R, pelaku pembacokan sadis itu.
Dalam insiden pembacokan yang terjadi Senin (7/3/2022) siang itu, kedua orang tuanya, Tuminah dan Siswo juga tak luput dari amukan. Setelah keluarganya yang menjadi korban, para tetangga yang ditemui juga dijadikan sasaran pembacokan.
Pelaku sendiri, menurut Darwanto, dilihat dari kesehariannya tidak mengalami gangguan kejiwaan. Pelaku pendiam namun terlihat rajin beribadah ke masjid. “Dia itu rajin ibadah ke Masjid, orangnya itu sehat, kalau tahu (ada gangguan jiwa) ya mesti diobatkan. Jadi tidak ada yang mengira perbuatannya itu,” bebernya.
Editor : Arif Ardliyanto