16 Ribu Kasus TBC di Surabaya, Status Darurat, DPRD Bilang Begini!
Ajeng menyoroti hambatan besar yang dihadapi pasien TBC, terutama yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Kondisi tempat tinggal yang tidak layak sering kali memperlambat proses penyembuhan.
“Banyak pasien tidak punya tempat yang memadai untuk isolasi. Harapannya Pemkot bisa memberikan solusi, misalnya menyediakan rumah singgah atau fasilitas khusus agar pasien tidak menularkan ke keluarga,” jelasnya.
Selain tempat isolasi, Ajeng mendorong adanya jaminan bantuan sosial bagi keluarga pasien, khususnya jika penderita merupakan tulang punggung keluarga.
Masalah lain yang tak kalah penting adalah stigma negatif terhadap pasien TBC. Ajeng menegaskan perlunya edukasi menyeluruh agar masyarakat memahami cara pencegahan dan tidak mengucilkan pasien.
“Jangan sampai pasien yang baru pulang justru menularkan kepada keluarga karena tidak paham batas aman atau SOP pencegahan,” tegasnya.
Ia juga mendorong penguatan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di puskesmas serta pelatihan berkelanjutan bagi KSH untuk memastikan pasien benar-benar sembuh.
Meski target nol kasus dalam enam bulan dinilai ambisius, DPRD menegaskan bahwa komitmen bersama bisa membuat Surabaya semakin dekat dengan cita-cita sebagai kota bebas TBC.
Dengan langkah konkret mulai dari fasilitas isolasi, dukungan sosial, hingga edukasi masyarakat, diharapkan angka ribuan kasus TBC bisa ditekan secara signifikan.
Editor : Arif Ardliyanto