Kualitas Air masih Baik
Tim ESN melakukan pengukuran kualitas air pada Selasa (24/5) dengan 11 paremeter. Semua parameter memenuhi syarat PP 22/2021 tentang baku mutu air sungai. Namun Kadar Klorin bebas menunjukkan tingkat pencemaran.
Klorin bebas bersumber dari desinfektan, bahan detergen dan bahan pestisida sehingga aktivitas penduduk di perkampungan yang menggunakan pemutih, detergen dan desinfektan menimbulkan kontribusi peningkatan kadar khlorin bebas.
“Dibutuhkan pengendalian limbah cair dipemukiman dengan membangun IPAL atau instalasi pengolah limbah cair Komunal di kampong-kampung yang masih membuang limbah cairnya ke Krueng Rasulah,” kata Amiruddin Muttaqin.
Alumni teknik Lingkungan UPN Jawa Timur ini menyatakan, bahwa dibutuhkan pengukuran kualitas air Krueng Rasulah secara rutin akan bisa mengendalikan pencemaran air. Amir juga mengingatkan potensi Krueng Rasulah yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata.
Tanggung jawab pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air di Krueng Rasulah, kata Amir, harus melibatkan partisipasi masyarakat. Bisa melibatkan setiap sekolah, perkumpulan ibu-ibu, karang taruna atau pengurus masjid dalam hal pengawasan dengan mengadopsi segmen-segmen sungai untuk mengawasi agar penduduk tidak membuang kotoran sampah atau limbah cair ke Krueng Rasulah.
"Jika diperlukan perlu dibentuk komunitas yang merawat dan menjaga Krueng Rasulah. Melalui Komunitas inilah bisa dilakukan kegiatan rutin seperti gotong-royong bersih-bersih sungai, patrol sungai atau melakukan inventarisasi keanekaragaman hayati sungai seperti vegetasi bantaran, serangga air dan jenis ikan yang ada di Krueng Rasulah,” pungkas Amir.
Editor : Ali Masduki