ACEH, iNews.id - Aktivis Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam mahasiswa Islam (LEPPAMI) Aceh, Tonicko Anggara, prihatin dengan banyaknya sampah yang tidak terkelola yang menggangu keindahan kota.
“Kami menemukan banyak sampah sachet dari produsen-produsen besar yang mengganggu estetika di kota Tapak Tuan,” ungkapnya, Rabu (25/5/2022).
Keprihatinan tersebut diungkapkan setelah LEPPAMI Aceh dan tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) melakukan uji Mikroplastik dan kegiatan Brand Audit atau audit merk sampah plastik sekali pakai yang menjadi pencemar di Krueng Rasulah.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menunjukkan bahwa Krueng Rasulah tercemar Mikroplastik. Dijadikannya sungai sebagai tempat sampah akan menimbulkan kontaminasi mikroplastik di perairan, karena sampah plastik di perairan akan terpecah menjadi mikroplastik.
Amiruddin Muttaqin, peneliti tim ESN menjelaskan bahwa perilaku masyarakat masih menganggap sungai menjadi tempat sampah, ditambah dengan minimnya anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten pada penanganan problem sampah. Sehingga minim pembangunan fasilitas infrastruktur pengelolaan sampah.
"Tidak aneh jika sungai dijadikan tempat sampah karena Pemerintah Daerah belum memprioritaskan penanganan sampah," kata Amir.
Editor : Ali Masduki