Penuh Intrik! Perjuangan Sarwo Edhie Jadi Komandan RPKAD, Ini Kisahnya

Arif Ardliyanto
Di kesatuan TNI tidak semulus yang dibayangkan. Banyak persaingan-persaingan muncul antar pasukan

Perseteruan memuncak ketika Benny memberikan kompensasi kepada prajurit yang tewas atau cacat seusai operasi Irian Barat. Salah satu korbannya adalah Letnan Agus Hernoto, yang kehilangan kaki. Meski cacat, Agus diberi pekerjaan administratif di Resimen.

Tidak suka terhadap kebijakan Benny, Mung memukul balik. Dalam rapat perwira pertengahan Desember 1964, dia memerintahkan semua prajurit cacat dikeluarkan dari Resimen.


Di kesatuan TNI tidak semulus yang dibayangkan. Banyak persaingan-persaingan muncul antar pasukan

Benny sangat marah. Dia mengkritik keputusan sang Kolonel secara terbuka. Setelah rapat itu. Benny meninggalkan Jakarta untuk berbulan madu dengan istrinya, Hartini. Mung marah terhadap tindakannya itu, tapi ia tidak memberikan sanksi.

Sebetulnya, Yani tidak heran terhadap laporan Sarwo, sebab Benny pernah berkeluh-kesah kepadanya. Waktu itu, Yani bertanya siapa perwira yang cocok menggantikan Mung karena ada dua letnan kolonel di Resimen, yaitu Sarwo Edhie Wibowo dan Widjojo Soejono. Benny memilih Widjojo. "Saya lebih enak berhubungan dengan Pak Jono," kata Benny.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network