Pihaknya juga menjelaskan dalam lomba tersebut membutuhkan waktu 1 bulan untuk melakukan penelitian yang akan di jadikan bahan untuk mengikuti lomba tersebut. "Kami membutuhkan waktu 1 bulan untuk melakukan penelitian, sehingga bisa terciptanya teh herbal dari limbah bonggol jagung ini," tandasnya.
Moch Hilu Maulidy juga menjelaskan proses pembuatan mulai dari memilih Bonggol Jagung yang berkualitas, hingga proses packing dan menjadi teh herbal yang siap untuk disajikan.
"Pertama kami menumbuk bonggol jagung, lalu setelah agak halus kami mengsangrai (menjemur) hingga terlihat agak kecoklatan, setelah itu kami mulai mempacking seperti teh celup dan jadinya seperti ini mas," jelas Hilu sambil menunjukan produk teh herbal Bonggol jagung.
KH Moh. Hasan Mutawakkil Allallah Pengasuh Pondok Pesantren Genggong
Sementara itu, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Allallah, Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong sangat bangga terhadap prestasi yang di raih MA Model tingkat internasional yang ke dua kalinya.
"Saya selaku pengasuh pondok pesantren Zainul Hasan Genggong sangat bangga atas prestasi yang telah diraih oleh santri MA Model Zainul Hasan Genggong di Korea Selatan ini", ungkap KH. Moh. Hasan Mutawakkil Allallah.
Editor : Arif Ardliyanto