SURABAYA, iNews.id - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merintis Drafta Indonesia, startup yang bergerak dalam sektor ketenagakerjaan dan pengembangan diri.
Drafta Indonesia tersebut sebagai upaya untuk mengatasi proses seleksi kompetensi dan kemampuan mahasiswa dalam proses rekrutmen kerap jadi persoalan rumit bagi sebuah perusahaan.
Di sisi lain, tak jarang mahasiswa gagal menggambarkan potensi diri terbaiknya ketika melamar pekerjaan.
Chief Executive Officer (CEO) Drafta Indonesia, Syifa Alina Amri mengungkapkan, gagasan awal mendirikan startup bertajuk A Student-Centric Digital Ecosystem ini muncul ketika mengamati bagaimana mahasiswa membuat profil diri mereka dalam platform Linkedin.
“Ada mahasiswa yang memiliki segudang pengalaman, namun profiling mereka tidak terurus sehingga potensinya tidak ter-capture dengan baik,” tuturnya.
Mahasiswi asal Departemen Sistem Informasi ini juga mengaku bahwa ia terkadang juga masih merasa bimbang soal bagaimana seharusnya menggambarkan diri. Ditambah lagi adanya kontra dalam jenjang karir mahasiswa.
“Terdapat mahasiswa tahun pertama yang sudah dapat magang sana-sini, namun ada juga yang sudah memiliki sederet pengalaman tapi masih struggling mencari tempat magang,” ungkapnya.
Editor : Ali Masduki