Memang tidak banyak pemuda yang direkrut menjadi kurir kemerdekaan. Diantaranya ada Gatot Iskandar anak asal Kediri yang ikut Perindo atau Pemuda Republik Indonesia. Waktu itu Gatot baru berumur 15 tahun dan duduk di kelas tiga SMP, ia ditemani temannya bernama Umar yang juga asal Kediri.
Selain kedua anak ini, pemerintah merekrut Suroso dari Angkatan Muda Kereta Api. Bonggar wakil pemuda dari Yogyakarta; Cik Somad asal Palembang; Syamsudin dari Bengkulu; Anwar dan kakak-beradik Azwar dan Rivai asal Minangkabau; juga Hamid yang asli Tapanuli.
Pemuda-pemuda itu berkumpul di asrama di daerah Sawah Besar. Selama dua minggu di gedung Kementerian Penerangan di jalan Cilacap, Jakarta Pusat yang menjadi pusat komando, mereka melakukan rapat-rapat dan pengarahan dari panitia gerakan kemerdekan.
Selain bertugas menyebarkan berita kemerdekaan, kurir kemerdekaan juga ditugasi membagikan brosur dan selebaran, berupa buku-buku tipis ke selurus pelosok Sumatera. Ada buku yang ditulis Sutan Syahrir, buletin Pepera, dan lain sebagainya.
Editor : Arif Ardliyanto